Ketahui 4 Cara Menghitung Upah Borongan Tukang Bangunan
Kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung upah borongan tukang bangunan yang lebih menguntungkan bagi Anda dan tukang. Apakah Anda sedang merencanakan untuk membangun rumah, renovasi, atau proyek konstruksi lainnya?
Jika ya, maka Anda tentu perlu menyiapkan anggaran biaya yang tepat, termasuk biaya upah tukang bangunan. Upah tukang bangunan bisa dibayar dengan dua cara, yaitu harian atau borongan. Apa itu Upah Borongan Tukang Bangunan?
Upah borongan tukang bangunan adalah sistem pembayaran upah yang berdasarkan hasil pekerjaan yang telah selesai, bukan berdasarkan jumlah hari kerja. Upah borongan biasanya ditentukan sebelum pekerjaan dimulai, dan dibayar setelah pekerjaan selesai sesuai dengan kesepakatan. Upah borongan tukang bangunan bisa berupa harga per meter persegi, harga per unit pekerjaan, atau harga per proyek.
4 Cara Menghitung Upah Borongan Tukang Bangunan
Daftar isi
Selain memahami cara menghitung volume galian tanah yang pernah dijelaskan sebelumnya, berikut ini adalah 4 cara menghitung upah borongan tukang bangunan yang bisa Anda gunakan sebagai referensi:
1. Menggunakan Standar Harga Satuan Pekerjaan (Hspk)
HSPK adalah daftar harga satuan pekerjaan yang dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya. HSPK mencakup biaya bahan, upah, dan alat untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi.
Anda bisa mengakses HSPK secara online di situs resmi pemerintah. Untuk menghitung upah borongan tukang bangunan dengan HSPK, Anda tinggal mengalikan harga satuan pekerjaan dengan luas atau volume pekerjaan yang akan dikerjakan.
Menggunakan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). AHSP adalah analisa harga satuan pekerjaan yang disusun oleh konsultan atau kontraktor berdasarkan kondisi lapangan dan spesifikasi teknis.
AHSP biasanya lebih akurat dan fleksibel daripada HSPK, karena bisa menyesuaikan dengan faktor-faktor seperti kualitas bahan, tingkat kesulitan pekerjaan, lokasi proyek, dan lain-lain. Untuk menghitung upah borongan tukang bangunan dengan AHSP, Anda juga tinggal mengalikan harga satuan pekerjaan dengan luas atau volume pekerjaan yang akan dikerjakan dan memahami metode pelaksanaan pekerjaan terbaru.
2. Menggunakan Rencana Anggaran Biaya (Rab)
RAB adalah dokumen yang berisi rincian biaya seluruh pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan. RAB biasanya dibuat oleh konsultan atau kontraktor yang bertanggung jawab atas proyek tersebut. RAB mencakup biaya bahan, upah, alat, overhead, laba, dan pajak. Untuk menghitung upah borongan tukang bangunan dengan RAB, Anda tinggal mencari pos-pos pekerjaan yang berkaitan dengan upah tukang bangunan, dan menjumlahkannya.
3. Menggunakan Survey Pasar
Survey pasar adalah cara menghitung upah borongan tukang bangunan dengan melakukan riset atau survei langsung ke pasar atau lapangan. Anda bisa menanyakan harga borongan tukang bangunan kepada beberapa sumber yang terpercaya, seperti teman, kerabat, tetangga, rekan bisnis, atau tukang bangunan sendiri. Anda bisa membandingkan harga borongan dari berbagai sumber tersebut, dan menentukan harga borongan yang sesuai dengan anggaran dan kualitas yang Anda inginkan.
4. Menggunakan Perkiraan Sendiri
Perkiraan sendiri adalah cara menghitung upah borongan tukang bangunan dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman Anda sendiri. Anda bisa membuat perkiraan biaya bahan, upah, dan alat untuk setiap jenis pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan. Anda juga bisa memperhitungkan faktor-faktor lain seperti lokasi proyek, waktu pelaksanaan, tingkat kesulitan pekerjaan, dan lain-lain. Anda bisa menggunakan rumus sederhana untuk menghitung upah borongan tukang bangunan, yaitu:
Upah borongan = (Biaya bahan + Biaya alat) x Koefisien + Upah tukang
Koefisien adalah angka yang menunjukkan persentase tambahan biaya untuk overhead, laba, dan pajak. Upah tukang adalah biaya yang harus Anda bayar kepada tukang bangunan per hari kerja.
Kesimpulan Akhir
Upah borongan tukang bangunan adalah salah satu komponen biaya yang perlu Anda perhatikan dalam proyek konstruksi Anda. Ada beberapa cara menghitung upah borongan tukang bangunan yang bisa Anda gunakan sebagai referensi, seperti menggunakan HSPK, AHSP, RAB, survey pasar, atau perkiraan sendiri.
Anda juga bisa mencoba beberapa trik untuk menghemat upah borongan tukang bangunan tanpa mengorbankan kualitas pekerjaan. Selain itu semua, Anda juga perlu mempelajari bagaimana cara membersihkan kolam renang yang efektif untuk mengurangi biaya maintenance kolam.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang mencari cara menghitung upah borongan tukang bangunan.
Baca Juga: Kolam Renang Mini Ukuran Berapa? Tips Dan Cara Membuatnya
Comments (0)